Periset mengungkapkan rahasia asal emas

21. 02. 2018
Konferensi internasional eksopolitik, sejarah, dan spiritualitas ke-6

Pertanyaan tentang asal usul dan penciptaan emas telah memesona umat manusia sejak zaman kuno. Sekelompok ilmuwan dari seluruh dunia kini telah menyumbangkan penelitiannya untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Sekelompok ilmuwan internasional telah memberikan pencerahan baru tentang asal usul emas. Asal usul emas telah lama menjadi spekulasi, namun belum ada jawaban yang dapat meyakinkan komunitas ilmiah. Hasil kerja para ilmuwan tersebut baru-baru ini dipublikasikan di jurnal online Nature Communications. Penelitian mereka menunjukkan bahwa emas mencapai permukaan bumi dari wilayah terdalam di planet kita. Dengan demikian, pergerakan internal bumi berkontribusi pada kenaikan dan konsentrasi logam mulia ini. Para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa hal ini terjadi di Patagonia Argentina. Deposit emas pertama di benua Amerika Selatan tercatat di wilayah ini. Para peneliti berasal dari berbagai universitas di Chile, Australia dan Perancis. Di antara mereka juga terdapat José María González Jiménez - peneliti dari Departemen Mineralogi dan Petrologi di Universitas Granada.

Nitro Bumi itu dibagi menjadi tiga lapisan utama:

  • kulit pohon
  • plastik
  • inti

“Mineral yang kita ekstrak dan yang mendukung perekonomian kita ditemukan di kerak bumi. Meskipun kita ahli dalam penggunaannya, kita masih hanya mengetahui sedikit tentang asal muasalnya. Pencarian emas telah memotivasi migrasi, ekspedisi, dan bahkan peperangan, namun asal usulnya menjadi salah satu pertanyaan utama dalam bidang pencarian”, kata peneliti.

Mantel adalah lapisan yang memisahkan inti dari kerak bumi. Kerak tempat kita hidup memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Letaknya sekitar 17 km di bawah laut dan sekitar 70 km di bawah benua. “Kedalaman ini tidak dapat dicapai oleh umat manusia. Saat ini kita tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai mantel tersebut. Sampai kita memiliki kemungkinan ini, kita tidak dapat memperoleh informasi langsung lebih lanjut tentang mantel tersebut”, kata pakar tersebut.

Namun, material dari mantel dapat mencapai kita melalui letusan gunung berapi, karena pecahan kecil batuan dari mantel (atau xenolit) dapat terbawa ke permukaan ketika gunung berapi meledak. Xenolit (secara harfiah berarti "batuan asing") adalah pecahan batuan asing yang ditemukan pada lapisan yang memiliki komposisi berbeda secara signifikan.

Xenolit langka ini telah dipelajari secermat mungkin. Para ilmuwan menemukan partikel kecil emas di dalamnya, yang setara dengan ketebalan rambut manusia. Mereka yakin bahwa sumbernya adalah lapisan dalam mantel.

Fokus penelitiannya adalah pada Deseado Massif di Patagonia Argentina. Provinsi ini memiliki salah satu simpanan emas terbesar di dunia dan tambang di sini masih ditambang. Karena konsentrasi emas di tempat ini di kerak bumi sangat tinggi, para ilmuwan dapat mengetahui mengapa simpanan mineral terbatas pada wilayah tertentu di planet ini. Hipotesis mereka adalah mantel di bawah kawasan ini unik, sehingga cenderung membentuk endapan emas di permukaan karena sejarahnya.

“Sejarah ini dimulai pada 200 juta tahun yang lalu, ketika Afrika dan Amerika Selatan membentuk satu benua,” kata González Jiménez. Munculnya punggungan mantel ini menciptakan pabrik kimia yang memperkaya mantel bumi dengan berbagai logam. Hal ini nantinya akan menciptakan kondisi untuk pembentukan simpanan emas."

“Kali ini, proses tersebut disebabkan oleh satu lempeng tektonik yang meluncur ke bawah lempeng tektonik lainnya (subduksi), yang memungkinkan cairan kaya logam bersirkulasi melalui celah tersebut. Oleh karena itu, logam dapat terkumpul dan mengeras di dekat permukaan,” tambah ilmuwan tersebut. Hasil tim ilmiah memberikan petunjuk baru tentang pembentukan endapan mineral, yang asal usulnya biasanya dikaitkan dengan kerak bumi. Pengetahuan ilmiah baru ini dapat berkontribusi pada eksplorasi deposit mineral yang lebih maju, yang tidak hanya memperhitungkan gambar permukaan atau sinar-X kerak bumi, tetapi juga memeriksa kedalaman mantel. Namun yang pasti Bumi bukanlah penghasil emas dalam jumlah besar. Keberadaan emas di Bumi dimulai sejak planet kita terbentuk. Saat Bumi terbentuk, ia mengambil berbagai unsur dari luar angkasa, seperti nikel, besi, dan mungkin juga emas.

Emas pertama kali diciptakan oleh bintang masif dalam waktu yang sangat singkat: dalam kematian mereka yang kejam sebagai Supernova. Saat mereka runtuh menjadi bintang neutron atau lubang hitam, kondisi ekstrim terjadi di lapisan luarnya, yang dapat ditolak secara eksplosif. Atom di sini menyerap sangat banyak neutron dalam waktu singkat, menjadi tidak stabil dan meluruh kembali. Bisa dikatakan, unsur-unsur bergerak melalui tabel periodik karena nomor proton dan nomor serinya berubah. Nikel adalah tembaga, paladium adalah perak, dan platinum mungkin adalah emas.

Artikel serupa